ummi-ayah: March 2016

Cimot

Pesanan Ayah - Ummi

Anak-anakku...
Ingatlah pesanan ayah-ummi
Jadilah mentari yang mengeringkan ikan-ikan dijemuran
Bukan lalat yang mengotorkan ikan-ikan

Jadilah lebah yang membawa madu
Bukan ulat yang membusukkan bau
Jadilah bebunga yang mengindahkan taman
Bukan lalang yang menyemak pandangan

Jadilah rumput yang menghampar laman
Bukan kerikil yang menyukarkan laluan
Jadilah hujan yang menyuburkan tanaman
Bukan banjir yang memusnahkan

Jadilah bulan bintang yang bersinar terang
Bukan gerhana kemarau kontang
Jadilah air yang menyegarkan dahaga
Bukan debu yang menyesak dada

Jadilah gunung yang menghijaukan mata
Bukan mendung menyapu muka
Jadilah laut yang menenang duka
Bukan gelora yang menghanyut semua

Jadilah pokok rimbun yang memberi teduh
Bukan ranting kering yang menunggu jatuh
Jadilah muara sungai tempat kapal-kapal berlabuh
Bukan kuala dengan sampah sarap penuh

Anak-anakku..
Jadilah diri penyebab kepada kesukaan
dan
Penyelesaian masalah
Bukan
Penyebab kepada kedukaan
dan
Penambah masalah.

PESAN KEPADA ANAK

Pertama anak manusia
Anak yang tahu asal jadinya
Yang tahu membalas guna
Kecilnya cencilak padi
Besarnya cencilak padang
Kecilnya duduk mengaji
Besarnya tegak sembahyang

Mengaji syarak dengan adat
Mengaji salah dengan silih
Mengaji aib dengan malu
Mengaji untung dengan rugi

Yang kuat memegang amanat
Yang setia memegang amanah
Duduk tahukan dirinya
Tegak tahu kan maruahnya
Cakapnya berhingga - hingga
Baiknya berpada - pada
Sifatnya berpatut - patut
Patut bergaul sama sebaya
Patut duduk dalam majlis

Kasih saudara sama ada
Kasih bapa menambah harta
Kasih ibu sama rata
Kasih sahabat sama binasa

Wahai anakku belahan jiwaku
Bisikan sukma seorang ibu
Mendengar jeritan suara lahirmu
Hilang derita bahagia terharu

Duhai anak cahaya mataku
Buah hati pelunak jiwa
Betapa nian kasih ibumu
Hanya Allah yang maha tahu

Oh anak juitaku sayang
Kasih ibu tiada bandingan
Sayang ayah bertindih bayang
Setinggi langit seluas lautan

Ketahuilah anak dewi tercinta
Harapan tinggi ayah dan bonda
Hidupmu biar memberi guna
Nikmat Allah sejahtera bahagia

Renungan

Semasa kita berumur 1 tahun,
Ibu menyuapkan makanan dan mandikan kita,
Tapi...
Kita hanya membalasnya dengan menangis sepanjang malam.
3 Tahun..
Ibu menyediakan dan menyuapkan kita dengan makanan yang penuh kelazatan dan berzat,
Namum...
Kita membalas budinya dengan menumpahkan makanan ke lantai.
10 Tahun ...
Ibu menghantar kita pergi ke kelas tuisyen, bershopping, ke rumah kawan.
Namum... kita tak pernah toleh ke belakang dan mengucapkan terima kasih.
17 Tahun...
Ibu menangis kegembiraan apabila kita mendapat keputusan yang cemerlang,
Tapi kita...
tidak pulang ke rumah sampai lewat malam kerana celebrete dengan kawan-kawan.
19 Tahun...
Ibu membelanjakan wang yang banyak untukkita masuk U,
Namun...kita membalasnya dengan bersalaman dengan ibu di luar dorm. Malu nampak dek kawan-kawan.
21 Tahun...
Ibu bertanya apa cita-cita kita? Namun kita menjawabnya, "Bukan macam ibu"
23 Tahun...
Ibu membelikan kita baju baru kerana kita mendapat kerja baru.
Tapi kita ... membalasnya dengan menyatakan kepada kawan-kawan baju ni tidak cantik sangat sebab ibu yang belikan. Pilihan orang tua.
25 Tahun...
Kita berumah tangga. Ibu menangis kegembiraan dan berkata ibu sayang kamu.
Namun... kita membalasnya dengan berpindah dan berjauhan dengan ibu sejauh 300 km.
27 Tahun...
Ibu menelefon kita dan memberikan nasihat tentang penjagaan bayi,
Tapi kita membalasnya dengan mengatakan "Zaman sekarang lain la ibu"
40 Tahun..
Ibu menelefon kita dan memberitahu ada kenduri di kampung. Namun ... kita membalasnya dengan mengatakan "Saya sibuklah bu ... sekarang ni"
50 Tahun...
Ibu sakit dan memerlukan penjagaan dan kasih sayang kita... Kita balik melawatnya dengan membawa buah tangan epal dan merungut tentang kesibukan di tempat kerja...
dan segera balik ke kota.
Suatu hari... ibu meninggal dunia.
Sempatkah kita membalas jasa ibu?
Berbaloikah jasa ibu ke atas kita?
Sedangkan kita langsung tidak membalas budinya.
Sayangilah ibu sebelum dia pergi meninggalkan kita. Meninggalkan kesenangan bersama kita.
Sedangkan dia telah pergi menemui cinta suci... cinta hakiki... Cinta Teragung...
... Selagi waktu masih ada... Selagi kasih masih terasa...
Jangan guriskan hati ibu.
Sama-sama kita berpesan pada diri kita.

Gadis dan laut

Raut wajah seorang gadis
di pinggir pagi
redup mata penuh keramahan
kemanisan tak terucap
pada halus lembut
bibir
lengkok pantai
lautku
merobek-robek dada resah
tenang dalam gelora

kau laut
malammu berdendang lagu harapan
ombak petangmu melukakan pantai
buih-buihmu
pecah dan
terluka, terdampar
lesu pada kaku batu

satu percakapan di pinggir petang
aku
kau dan laut
tentang luka-luka di cermin
dan sungai-sungai didaerahmu
yang mengalirkan
nanah
dan darah
ranting-ranting di kaki gunung
patah
rebah
terbakar.

roel/pdc julai '89

Friday, March 25, 2016

Terapi

Cuti Famili@Melaka Dis 2010

Cuti Famili@Port Dickson Dis 2010

Album Famili